2 bagian dari kalimat berita dapat dijadikan pokok pembicaraan. Beberapa kaidah bahasa yang sering digunakan diantaranya yakni isi yang fokuspad ahal umum misalnya tsunami, gempa bumi, banjir, dn. Kaidah kebahasaan, unsur dan ciri teks cerpen. Memungkinkan dicantumkannya istilah ilmiah atau. Unsurkebahasaan teks negosiasi warga dengan investor : Tugas mapel bahasa indonesia ini ada di bab 5 ( . 165 bahasa indonesia negosiasi warga dengan investor sudah tiga . Berikut informasi sepenuhnya tentang unsur kebahasaan teks negosiasi warga dengan investor. Apasajakah kaidah teks negosiasi "negosiasi warga dengan investor" halaman 165? Teksnegosiasi memiliki kaidah kebahasaan yang membedakan dengan jenis teks lain, berikut penjelasannya. Untuk menyampaikan suatu informasi, data, atau mendeskripsikan suatu hal, seseorang dapat menggunakan teks. Tidak hanya itu, suatu teks juga dapat digunakan sebagai sarana melakukan kesepakatan dengan pihak-pihak tertentu, maka Vay Nhanh Fast Money. Memahami Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi yang Baik dan Benar – Dalam kehidupan sehari-hari, hampir setiap orang pernah melakukan kegiatan tawar-menawar. Tanpa disadari proses tawar-menawar ini merupakan bagian dalam teks negosiasi. Pada teks negosiasi, terdapat kaidah kebahasaan teks negosiasi yang perlu diterapkan. Teks negosiasi juga terdiri dari beberapa jenis dan pola. Tidak hanya dalam kegiatan jual-beli saja, teks negosiasi ini ditemukan dalam beberapa aktivitas yang memerlukan kesepakatan dari kedua belah pihak yang terkait dengan proses negosiasi. Pengertian Teks NegosiasiDaftar IsiPengertian Teks NegosiasiTujuan Teks NegosiasiCiri-Ciri Teks NegosiasiKaidah Kebahasaan Teks NegosiasiStruktur Teks NegosiasiPola Penyajian Teks NegosiasiJenis-Jenis Teks Negosiasi Daftar Isi Pengertian Teks Negosiasi Tujuan Teks Negosiasi Ciri-Ciri Teks Negosiasi Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi Struktur Teks Negosiasi Pola Penyajian Teks Negosiasi Jenis-Jenis Teks Negosiasi Secara umum, teks negosiasi dapat dijelaskan sebagai teks yang berbentuk interaksi sosial dan berfungsi dalam mencari kesepakatan antara pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Kegiatan negosiasi ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang sepadan dari kepentingan yang berbeda. Menurut KBBI, negosiasi diartikan sebagai proses tawar menawar yang dilakukan dengan berunding dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama antar pihak. Oleh karena itu, teks negosiasi ditujukan untuk dua pihak yang ingin melakukan diskusi suatu hal. Teks negosiasi juga bisa berbentuk teks dialog untuk dua orang atau lebih yang didalamnya terdapat keputusan. Kaidah kebahasaan teks negosiasi juga perlu diperhatikan dalam pembuatan dan pelaksanaan teks negosiasi. Tujuan Teks Negosiasi Dilihat dari pengertiannya, kini kamu tahu bahwa teks negosiasi sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk hal yang berhubungan dengan orang yang memiliki kepentingan. Berikut beberapa tujuan dari teks negosiasi, yaitu Mendapatkan jalan keluar atau penyelesaian dari masalah yang sedang dihadapi bersama. Mendapatkan kesepakatan yang memiliki kesamaan persepsi, persetujuan, dan saling pengertian. Meraih kesamaan dalam kepentingan serta tujuan dalam sebuah permasalahan. Meraih keadaan yang sama-sama menguntungkan dan tidak menimbulkan konflik atau merugikan salah satu pihak win-win solution. Ciri-Ciri Teks Negosiasi Dalam bahasa Indonesia, terdapat berbagai macam teks. Untuk membedakan teks negosiasi dan teks lainnya, ada beberapa ciri yang perlu kamu ketahui mengenai teks negosiasi, yakni Mengarah pada tujuan yang dianggap praktis. Menciptakan suatu kesepakatan bersama. Bisa saling menguntungkan satu sama lain. Menjadi media dalam menyelesaikan suatu masalah. Memiliki kesamaan dalam tujuan. Bisa berwujud dialog antar kelompok atau orang, teks narasi, atau gabungan dari kedua bentuk. Namun, ada juga bentuk dialog antara dua orang atau lebih dengan kepentingan yang berbeda. Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi Dalam pembuatan teks negosiasi, kamu perlu mengetahui apa saja kaidah kebahasaan teks negosiasi. Kaidah kebahasaan ini sangat penting ketika kamu melakukan negosiasi. Kaidah kebahasaan teks negosiasi beserta contohnya bisa ditemukan dalam banyak sumber. Berikut yang termasuk kaidah kebahasaan teks negosiasi, yaitu Menggunakan bahasa yang santun. Terdapat ungkapan persuasif atau bahasa yang digunakan untuk membujuk. Tidak ada pihak yang dirugikan dari kesepakatan yang dihasilkan. Mengandung pasangan tuturan. Menggunakan kata imperatif. Mempunya sifat memerintah dan atau memenuhi perintah. Tidak berargumen dalam satu waktu. Tidak menyela argumen dari pihak lainnya. Meminta alasan dari pihak mitra ketika bernegosiasi, mengapa setuju atau tidak. Didasari dengan argumen yang dilengkapi fakta, kuat, serta singkat. Struktur Teks Negosiasi Selain memahami kaidah kebahasaan teks negosiasi, kamu juga perlu mengetahui struktur teks negosiasi untuk semakin mendalami teks negosiasi. Struktur dan kaidah kebahasaan teks negosiasi adalah hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat teks negosiasi. Berikut merupakan struktur teks negosiasi, yaitu Orientasi Pada bagian orientasi terdapat kalimat pembuka, penjelasan mengenai latar tempat dan waktu, serta pengenalan pihak atau tokoh yang terkait. Kamu juga bisa memasukkan beberapa kalimat yang menyebutkan identitas dasar dari pihak-pihak yang terlibat. Orientasi berfungsi dalam memberikan gambaran untuk pembaca mengenai situasi yang sedang terjadi serta keadaan yang membuat konflik tersebut terjadi. Hal ini yang akan memunculkan kegiatan negosiasi. Orientasi bersifat sebagai pembuka dalam kegiatan negosiasi antar pihak. Permintaan Di dalam negosiasi, wajib terdapat permintaan yang akan memunculkan konflik secara otomatis apabila pihak yang terkait tidak setuju dengan permintaan yang telah diajukan. Permintaan ini bisa berupa barang atau jasa yang diinginkan oleh pembeli. Pemenuhan Selanjutnya, penjual atau tokoh yang memenuhi bertugas dalam pemenuhan. Hal yang diminta pembeli dapat berupa barang maupun jasa. Apakah hal tersebut dapat dipenuhi oleh penjual? Apabila penjual tidak bisa memenuhi keinginan dari pembeli, maka teks ini tidak bisa disebut sebagai teks negosiasi. Alasannya adalah kesepakatan belum terbentuk karena jasa atau barang yang diinginkan tidak dapat dipenuhi oleh penjual sebagai penyedia. Penawaran Penawaran adalah titik puncak dari sebuah konflik yang terjadi dalam negosiasi. Pembeli akan memberikan penawaran untuk barang atau jasa yang diinginkan. Penawaran dalam teks negosiasi bisa berupa harga atau jangka waktu. Pihak penjual juga bisa menolak penawaran tersebut jika tujuan pembeli tidak sesuai dengan keinginan dan dianggap dapat menimbulkan kerugian bagi penjual. Hal ini yang menjadi dasar proses tawar-menawar. Persetujuan Dalam teks negosiasi, persetujuan merupakan fase antiklimaks. Dengan demikian, pada tahap persetujuan pembeli dan penjual yang berperan sebagai penyedia telah mencapai kesepakatan yang sama. Penjual dan pembeli akan saling mengurangi kepentingan dan tetap memperhatikan keuntungan secara merata. Keuntungan yang diperoleh harus bersifat sama atau 50-50. Pembelian Setelah ada kecocokan antara barang atau jasa dengan penawaran yang diberikan, maka tercapai suatu pembelian atau transaksi di antara penjual dengan pembeli. Penutup Kalimat penutup dalam teks negosiasi bisa berupa salam atau ucapan terimakasih. Fungsi penutup yaitu sebagai tanda mengakhiri kegiatan negosiasi. Perlu kamu perhatikan, negosiasi dimulai tanpa adanya unsur permainan tangan atau hal yang bersifat anarki. Jika kamu belajar teks negosiasi dalam pelajaran bahasa Indonesia, mungkin saja kamu diminta untuk melakukan analisis kaidah kebahasaan teks negosiasi dan struktur teks. Pola Penyajian Teks Negosiasi Tidak hanya kaidah kebahasaan teks negosiasi, terdapat juga pola penyajian teks negosiasi. Kaidah kebahasaan teks negosiasi yaitu hal yang berperan penting dalam pola penyajian teks. Dalam teks negosiasi terdapat tiga pola penyajian teks negosiasi. Beberapa pola penyajian teks negosiasi, yaitu Teks Negosiasi Dialog Penyajian teks negosiasi pola dialog diwujudkan dalam wujud dialog menggunakan kalimat langsung. Teks Negosiasi Surat Teks negosiasi dibuat dalam bentuk surat, misalnya surat lamaran pekerjaan atau surat penawaran yang ditujukan untuk perusahaan. Teks Negosiasi Narasi atau Cerita Pendek Pola narasi atau cerita pendek menyajikan teks negosiasi memakai gabungan dari narasi dan teks negosiasi dialog langsung. Jenis-Jenis Teks Negosiasi Negosiasi dilakukan dengan harapan bisa memperoleh kesepakatan yang akan memberikan keuntungan untuk pihak yang bernegosiasi. Teks negosiasi dapat dibagi menjadi beberapa jenis yang berbeda. Berikut jenis-jenis teks negosiasi yang bisa dipelajari, yaitu 1. Berdasarkan Untung Rugi Tujuan utama teks negosiasi adalah mencapai keuntungan bersama. Namun, seringkali beberapa negosiasi terjadi karena beberapa faktor yang kurang mendukung. Jenis teks negosiasi untung-rugi adalah yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua masyarakat dunia melakukan negosiasi dalam kehidupan. Teks negosiasi bisa dibagi menjadi beberapa bagian atau sub-tema, yaitu Negosiasi Kolaborasi atau Negosiasi Win-Win Negosiasi kolaborasi lebih dikenal dengan nama negosiasi win-win. Jenis negosiasi ini adalah negosiasi yang umum dimana kedua belah pihak saling berupaya dalam meraih keinginannya, sekaligus menyatukan perbedaan supaya terwujud kesepakatan yang sama. Negosiasi Akomodasi Negosiasi akomodasi adalah negosiasi dimana negosiator atau orang yang melakukan negosiasi mengalami keuntungan yang sedikit bahkan mengalami kerugian. Sementara itu, pihak lawan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar bahkan keuntungan penuh. Faktor utama kegagalan negosiator adalah lemahnya strategi yang dipakai atau kaidah kebahasaan teks negosiasi yang gagal dikerjakan dengan baik dan benar. Negosiasi Dominasi Jenis negosiasi dominasi berbeda dengan negosiasi akomodasi atau berbanding terbalik. Apabila negosiasi akomodasi dilihat dari negosiator yang gagal, maka negosiasi ini melihat dari sudut pandang negosiator berhasil dalam memenangkan kegiatan negosiasi. 2. Berdasarkan Jumlah Pelaku Negosiasi bisa dibagi menjadi dua jenis sesuai dengan jumlah pelaku. Berikut merupakan negosiasi berdasarkan jumlah pelaku, yaitu Negosiasi dengan Pihak Tengah Jenis negosiasi dengan pihak tengah sangat umum terjadi dalam beberapa kejadian yang bersifat resmi. Oleh sebab itu, negosiasi ini dilakukan oleh dua pihak terkait atau lebih dengan pihak penengah. Fungsi dari pihak penengah adalah untuk membantu proses mediasi dalam proses negosiasi. Pihak penengah ini bisa disebut juga sebagai moderator yang akan mempertimbangkan argumen atau alasan dari kedua belah pihak. Hal ini membuat keputusan dipegang oleh pihak tengah. Contoh dari negosiasi dengan pihak tengah adalah pengadilan dengan perkara hukum. Pihak penggugat dan terdakwa akan saling bernegosiasi untuk mencapai kepentingan pribadi dan hanya hakim yang memutuskan pihak mana yang memenangkan pengadilan. Negosiasi Tanpa Pihak Tengah Negosiasi tanpa pihak tengah juga banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya aktivitas tawar-menawar sampai negosiasi yang terjadi di sekolah. Kegiatan negosiasi ini terjadi antara dua tokoh yang melakukan kegiatan penawaran sampai memperoleh persetujuan. Keputusan dari pihak-pihak yang melakukan negosiasi tanpa pihak tengah dilakukan sampai mencapai kesepakatan bersama. Contoh dari negosiasi tanpa pihak tengah, yaitu negosiasi yang dilakukan oleh OSIS dengan perusahaan untuk mendapatkan sponsor. 3. Berdasarkan Situasi Negosiasi situasi terjadi sesuai dengan situasi yang sedang dialami oleh negosiator saat menghadapi sebuah peristiwa atau konflik. Dengan demikian, negosiasi ini terjadi secara spontan atau direncanakan. Jenis negosiasi bisa dibagi menjadi dua jenis berdasarkan situasinya, yaitu Negosiasi Formal Jenis negosiasi formal merupakan negosiasi yang terjadi karena ada rencana yang sebelumnya sudah dibuat oleh beberapa pihak yang mempunyai maksud tertentu. Pada jenis negosiasi formal, setiap negosiator mempunyai tujuan yang berbeda dan nantinya akan mencari solusi yang bisa disepakati bersama. Umumnya, negosiasi formal berhubungan dengan perjanjian atau hukum. Oleh karena itu, apabila terjadi pelanggaran maka penyelesaian dapat ditempuh melalui jalur hukum. Contoh dari negosiasi formal, yaitu negosiasi perusahaan yang ingin menjalin kerja sama, maka negosiasi ini harus dilakukan secara resmi di atas materai. Contoh lainnya adalah negosiasi antara pengusaha dengan pihak bank. Dalam hal ini, perlu diperhatikan lagi penggunaan kaidah kebahasaan teks negosiasi antara pengusaha dan pihak bank yang tepat. Negosiasi Non-Formal Jenis negosiasi formal dapat berlangsung secara reflek atau spontan ketika seseorang memerlukan negosiasi untuk mencapai tujuan tertentu. Jenis negosiasi non-formal dapat berlangsung di perjalanan, tempat belanja, atau tempat umum lainnya. Sesuai dengan namanya, jenis negosiasi ini bersifat bebas karena tidak terikat dengan hukum tertentu. Setelah memahami kaidah kebahasaan teks negosiasi, kamu sudah bisa melakukan negosiasi dengan baik. Negosiasi memerlukan proses perundingan untuk mencapai keinginan dari kedua belah pihak. Negosiasi berhasil setelah ada kesepakatan dari kedua belah pihak yang terlibat. Klik dan dapatkan info kost di dekatmu Kost Jogja Harga Murah Kost Jakarta Harga Murah Kost Bandung Harga Murah Kost Denpasar Bali Harga Murah Kost Surabaya Harga Murah Kost Semarang Harga Murah Kost Malang Harga Murah Kost Solo Harga Murah Kost Bekasi Harga Murah Kost Medan Harga Murah Artikel ini akan membahas pengertian, tujuan, unsur, ciri, serta kaidah kebahasaan teks negosiasi. — Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa kamu sadari, kita tidak lepas dari kegiatan bernegosiasi. Misalnya ketika kamu mengantarkan Ibumu ke pasar. Tentunya, Ibumu pasti akan mengajukan penawaran sebelum membeli suatu barang. Hal itu dilakukan agar mendapatkan harga yang lebih murah. Nah, negosiasi ini bisa dilakukan di mana pun sesuai kepentingan. Misalnya di pasar, sekolah, toko, instansi pemerintahan dan lainnya. Hmm, Jadi, apa sih yang dimaksud negosiasi? Pengertian Teks Negosiasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI terdapat dua pengertian negosiasi, yaitu Negosiasi adalah proses tawar menawar untuk mencapai kesepakatan bersama, antara satu pihak kelompok atau organisasi dengan pihak yang lain. Negosiasi adalah penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa. Nah, dari dua pengertian tersebut bisa disimpulkan nih bahwa teks negosiasi adalah sebuah teks yang memuat bentuk interaksi sosial dan berfungsi untuk mencari kesepakatan atau penyelesaian bersama. Tujuan Teks Negosiasi Tujuan teks negosiasi adalah memperoleh kesepakatan untuk mencapai hasil terbaik dan keuntungan bersama. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kesamaan persepsi, mempersatukan perbedaan pendapat antara pihak-pihak yang memiliki kepentingan berbeda, dan mendapatkan kondisi penyelesaian atau solusi dari masalah yang dihadapi. Unsur Teks Negosiasi Dalam teks negosiasi terdapat unsur-unsur pembangun yang dapat kamu gunakan untuk memastikan teks tersebut merupakan sebuah teks negosiasi. Kira-kira apa saja ya? Partisipan pihak yang terlibat dalam negosiasi Perbedaan kepentingan antara dua belah pihak Terjadi pengajuan dan penawaran Menghasilkan persetujuan dan kesepakatan Baca juga Pengertian Teks Eksplanasi, Ciri, Struktur, dan Contohnya Ciri-ciri Teks Negosiasi Negosiasi dikatakan berhasil jika sampai pada tahap kesepakatan. Adapun faktor-faktor penentu keberhasilan negosiasi antara lain Kesediaan semua pihak untuk berkompromi dengan pihak lain Tidak ada pihak yang dirugikan Memiliki alasan yang dapat memengaruhi pihak lain Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis atau dapat dilakukan Struktur Teks Negosiasi Untuk membuat sebuah teks negosiasi kamu perlu mengetahui strukturnya terlebih dahulu. Secara umum, struktur negosiasi terdiri dari orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan. Tahapan dari struktur ini harus ditulis secara berurutan agar dapat dipahami dengan baik. 1. Struktur Orientasi Bagian orientasi berisi pembukaan atau awalan sebuah negosiasi. Biasanya berupa kata salam, sapa, dan sebagainya. 2. Struktur Pengajuan Pada bagian ini berisi permintaan dari salah satu pihak mengenai permasalahan yang dihadapi dan ingin diselesaikan. 3. Struktur Penawaran Pada tahap penawaran berisi proses tawar menawar antara pihak satu dengan pihak yang lain untuk mencapai sebuah kesepakatan yang menguntungkan satu sama lain. 4. Struktur Persetujuan Jika tawar menawar sudah dilakukan, maka tahap selanjutnya kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak. Bagian persetujuan merupakan titik temu dari penawaran dan pengajuan yang telah dilakukan oleh kedua belah pihak. Baca juga Pahami Pengertian Teks Deskripsi Beserta Ciri-ciri dan Strukturnya, Yuk! Contoh Teks Negosiasi Berdasarkan struktur yang sudah kamu pelajari, sekarang yuk perhatikan contoh teks negosiasi di bawah ini dan tentukan strukturnya di kolom komentar ya! Negosiasi di Lingkungan Sekolah Setelah bel pulang sekolah berbunyi, Robi tidak langsung pulang ke rumahnya seperti anak-anak yang lain. Ia memesan ojek di pangkalan ojek untuk pergi menuju tempat lesnya dan belajar di sana sampai maghrib. Robi Hai, Bang! Bisa anterin saya nggak? Abang Ojek Hai, Robi! Mau ke tempat les? Robi Iya, Bang, tempatnya di Cadika. Ongkosnya berapa kalo dari sini? Abang Ojek Dek. Robi Wah, kok lebih mahal, Bang? Biasanya Abang Ojek Iya nih, harga bensin lagi naik, Dek. Ke tempat les kan lokasinya lumayan jauh. Robi Aduh, tapi uang saya nggak banyak, Bang. Saya tambahin jadi gimana? Abang Ojek Tambah lagi, jadi deh. Langsung gas, nih! Robi Oke deh Bang, yuk! Abang Ojek Gas! Berangkaaat…. Baca juga Jenis dan 10 Contoh Teks Negosiasi di Berbagai Situasi Sehari-hari Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi Setiap teks memiliki kaidah kebahasaan yang menjadi ciri khas dari teks itu sendiri. Pada teks negosiasi, terdapat kaidah-kaidah kebahasaan yang digunakan, apa saja ya? 1. Kalimat Terdapat 6 kategori kalimat yang bisa kamu temukan dalam teks negosiasi, yaitu kalimat deklaratif, kalimat interogatif, kalimat imperatif, kalimat harapan, kalimat bersyarat dan kalimat persuasi. 2. Kalimat Deklaratif Kalimat deklaratif adalah sebuah kalimat yang berisi pernyataan. Kalimat deklaratif disebut juga sebagai kalimat berita. Contoh “Di tempat lain, harganya bisa lebih mahal, Pak. Ini sudah paling murah. Jadi, Bapak tidak akan rugi beli di sini.” 3. Kalimat Interogatif Kalimat interogatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan yang diajukan kepada orang lain. Contoh “Bagaimana kalau per kilonya Bu?” 4. Kalimat Imperatif Kalimat imperatif adalah kalimat yang di dalamnya mengandung perintah yang berfungsi meminta atau memerintahkan orang lain melakukan sesuatu. Contoh “Silakan dicoba dulu bu buahnya.” 5. Kalimat Harapan Kalimat harapan adalah kalimat yang menyatakan harapan atau mengungkapkan keinginan terjadinya sesuatu. Contoh “Semoga dagangannya laku ya, Pak.” Baca juga Memahami Kalimat Kompleks, Benarkah Tak Sekompleks Namanya? 6. Kalimat Bersyarat Kalimat bersyarat adalah kalimat yang menandakan keberadaan sebuah kondisi atau peristiwa sebagai syarat untuk mencapai tujuan. Contoh “Ya sudah, saya ambil 3 bungkus, asalkan diberi diskon ya.” 7. Kalimat Persuasi Kalimat persuasi adalah kalimat yang bertujuan untuk mengajak atau meyakinkan orang lain agar bersedia mengikuti apa yang dikatakan padanya. Contoh “Saya tidak jadi belanja kalau harga barang itu tidak bisa dikurangi.” 8. Konjungsi Kata Penghubung Konjungsi atau kata sambung atau kata hubung adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat dan sebagainya dan tidak untuk tujuan atau maksud lain. Konjungsi yang dapat kamu temukan pada teks negosiasi adalah konjungsi kausalitas. 9. Konjungsi Kausalitas Konjungsi kausalitas adalah kata penghubung yang menyatakan sebab atau alasan dan akibat atau hasil dari suatu hal. Contoh “Kalau kita adakan bakti sosial untuk warga di lingkungan sekitar sekolah kita, kurasa akan lebih berguna.” — Itulah tadi pengertian, ciri-ciri, struktur, contoh, dan kaidah kebahasaan teks negosiasi. Sudah semakin paham, kan? Jika belum, yuk ikutan live teaching Brain Academy. Ada kakak-kakak STAR Master Teacher yang siap nemenin kamu belajar sampai paham. Yuk, coba gratis dengan klik gambar di bawah ini! Referensi Suherli, Maman Suryaman, Aji Septiaji, Istiqomah. 2016. Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Bisakah kamu sebutkan kaidah kebahasaan dalam teks negosiasi? Penting diketahui, dalam suatu teks negosiasi, terdapat unsur kaidah kebahasaan yang harus dipatuhi agar susunannya menjadi baik dan teratur. Bagi kamu yang sedang membuat teks negosiasi, kamu harus perhatikan kaidah ini. Hal ini berlaku untuk semua jenis teks negosiasi yang sedang dibuat, apapun kasusnya. Sebab, banyak juga orang ketika membuat teks negosiasi kurang memperhatikan kaidah kebahasaan yang seharusnya ada dalam sebuah teks. Nah, pada kesempatan ini kami akan memaparkan secara lengkap apa saja kaidah kebahasaan yang dimiliki oleh sebuah teks negosiasi. Setelah membaca uraian ini, kami harap kamu dapat membuat teks negosiasi yang baik dan benar. Berikut ini uraiannya Kaidah Kebahasaan Teks Negosiasi Secara sederhana, kaidah berarti tata cara, patokan, ukuran, aturan, atau pedoman. Sedangkan, kebahasaan adalah penggunaan bahasa. Jadi, kaidah kebahasaan dapat diartikan sebagai tata cara penggunaan bahasa. Tentu saja, bahasa yang digunakan haruslah bahasa yang baik dan benar. Dalam kaitannya dengan teks negosiasi, kaidah ini akan memuat tata cara, aturan, atau pedoman kebahasaan dalam suatu teks negosiasi. Dalam teks negosiasi, terdapat 9 poin kaidah kebahasaan yang dimiliki oleh suatu teks agar bisa dikatakan sebagai teks negosiasi yang baik. Sembilan poin tersebut antara lain, sebagai berikut 1. Menggunakan Bahasa yang Santun Kaidah pertama terkait dengan kesantunan bahasa. Jadi, yang dimaksud dengan bahasa yang santun dalam teks negosiasi adalah bahasa yang mengandung kata-kata positif dan tidak menyinggung perasaan lawan negosiasi. Saat kamu membuat teks negosiasi, kamu tidak boleh lupa kaidah pertama ini. Kegunaannya adalah agar tujuan negosiasi bisa tercapai, yaitu kesepakatan. Tentu tidak mungkin kan mencapai kesepakatan dengan kata-kata yang jelek dan menyinggung? Selain itu, tata bahasa juga haruslah teratur agar lawan negosiasi memahami apa yang kita paparkan. 2. Memiliki Ungkapan Persuasif Kaidah kebahasaan yang kedua dalam teks negosiasi adalah memiliki ungkapan persuasif, yaitu ungkapan dengan kalimat yang bertujuan untuk mempengaruhi, menganjurkan, meminta, atau mengajak orang lain agar melakukan atau menerima apa yang kita negosiasikan. Jadi, agak mirip dengan kalimat perintah, bedanya adalah kalimat perintah mengandung unsur paksaan, sedangkan kalimat persuasif tidak. Ungkapan persuasif bisa juga disebut sebagai bahasa bujukan, biasanya mengandung kata; ayolah, marilah, mohon, dan lain-lain. 3. Mempunyai Pasangan Tuturan Kaidah kebahasaan teks negosiasi yang ketiga adalah adanya pasangan tuturan, yaitu dua orang yang melakukan ucapan, percakapan, atau saling menanggapi. Dua orang itu akan melakukan aktivitas seperti Menyampaikan salam - membalas salam Mengajukan pertanyaan - menjawab atau tidak menjawab pertanyaan Meminta tolong - memenuhi atau menolak permintaan tolong Meminta - memenuhi atau menolak permintaan Menawarkan - menerima atau menolak tawaran Mengusulkan - menerima atau menolak usulan 4. Tidak saling Merugikan Kaidah kebahasaan yang keempat dari teks negosiasi adalah kesepakatan yang dibuat tidak saling merugikan kedua belah pihak. Jadi, negosiasi tersebut haruslah saling menguntungkan. Itulah sebabnya diperlukan negosiasi agar kesepakatan bersama bisa tercapai. 5. Bersifat Memerintah atau Menerima Perintah Kaidah kebahasaan teks negosiasi yang kelima adalah mengandung sifat memerintah atau menerima/memenuhi perintah. Terkadang, dalam suatu negosiasi terdapat pihak yang memberi perintah untuk melakukan sesuatu hal dan pihak lain sebagai penerima perintah setuju untuk melakukan hal tersebut. 6. Argumen Tidak Berlebihan Kaidah kebahasaan teks negosiasi yang keenam adalah tidak memberikan argumen secara berlebihan agar negosiasi tidak berbelit-belit. Sebaiknya, argumen dilakukan secara bertahap, tidak dihabiskan dalam satu waktu saja. Jadi, negosiator harus melakukan pengaturan tempo dalam mengeluarkan argumen. 7. Argumen Harus Sesuai Fakta Kaidah selanjutnya dalam teks negosiasi adalah seluruh argumen yang disampaikan harus sesuai dengan fakta. Jadi, jangan sekali-kali mengeluarkan pendapat atau argumen palsu saat melakukan negosiasi. Hal ini bertujuan agar negosiasi yang dilakukan terjalin secara sehat dan tidak mengandung unsur kebohongan. 8. Jangan Menyela Argumen Kaidah kebahasaan selanjutnya dari teks negosiasi adalah jangan pernah menyela argumen lawan negosiasi. Selain mengganggu, hal ini juga menimbulkan kesan tidak sopan. Jadi, meskipun kamu tidak setuju atau ingin menyanggah paparan tersebut, namun biarkan terlebih dahulu lawan negosiasi menyelesaikan seluruh argumennya. 9. Minta Alasan Mengapa Ya / Tidak Kaidah kebahasaan yang terakhir adalah mintalah alasan dari lawan negosiasi ketika Ia menyetujui atau tidak menyutujui suatu argumen. Hal ini bertujuan untuk membangun hubungan saling memahami antara kedua belah pihak.

kaidah kebahasaan teks negosiasi warga dengan investor